Kain adat tradisional Karo (Uis Adat Karo) merupakan pakaian adat yang
digunakan dalam kegiatan budaya suku karo maupun dalam kehidupan
sehari-hari. Uis Karo memiliki warna dan motif yang berhubungan dengan
penggunaannya atau dengan pelaksanaan kegiatan budaya.
Pada
umumnya Uis Adat Karo dibuat dari bahan kapas, dipintal dan ditenun
secara manual dan menggunakan zat pewarna alami (tidak menggunakan bahan
kimia pabrikan). Namun ada juga beberapa diantaranya menggunakan bahan
kain pabrikan yang dicelup (diwarnai) dengan pewarna alami dan
dijadikan kain adat Karo.
Beberapa diantara Uis Adat Karo
tersebut sudah langka karena tidak lagi digunakan dalam kehidupan
sehari-hari, atau hanya digunakan dalam kegiatan ritual budaya yang
berhubungan dengan kepercayaan animisme dan saat ini tidak dilakukan
lagi.
Berikut beberapa contoh Uis Adat Karo.
1. Uis Beka Buluh
Ukuran : 166 x 86 Cm
Uis
Beka Buluh memiliki ciri Gembira, Tegas dan Elegan. Kain Adat ini
merupakan Simbol Wibawa dan tanda kebesaran bagi seorang Putra Karo.
Penggunaan:
- Sebagai
Penutup Kepala. Pada saat Pesta Adat, Kain ini dipakai Pria/putra Karo
sebagai mahkota di kepalanya pertanda bahwa untuk dialah pesta tersebut
diselenggarakan. Kain ini dilipat dan dibentuk menjadi Mahkota pada saat
Pesta Perkawinan, Mengket Rumah (Peresmian Bangunan), dan Cawir Metua
(Upacara Kematian bagi Orang Tua yang meninggal dalam keadaan umur sudah
lanjut)
- Sebagai Pertanda (Cengkok-cengkok /Tanda-tanda) yang diletakkan di pundak sampai ke bahu dengan bentuk lipatan segi tiga.
- Sebagai
Maneh-maneh. Setiap putra karo dimasa mudanya diberkati oleh Kalimbubu
(Paman, Saudara Laki-laki dari Ibu, Pihak yang dihormati) sehingga
berhasil dalam hidupnya. Pada Saat kematiannya, pihak keluarga akan
membayar berkat yang diterima tersebut dengan menyerahkan tanda syukur
yang paling berharga kepada pihak kalimbubu tadi yakni mahkota yang
biasa dikenakannya yaitu Uis Beka Buluh.
2. Uis Jongkit dilaki.
Ukuran : 172 x 96 Cm
Uis Gatip Jongkit menunjukkan karakter kuat dan perkasa.
Penggunaan :
- Sebagai
pakaian luar bagian bawah untuk Laki-laki yang disebut gonje (sebagai
kain sarung). Kain ini dipakai oleh Putra Karo untuk semua upacara Adat
yang mengharuskan berpakaian Adat Lengkap.
3. Uis Gatip
Ukuran : 164 x 96 Cm
Uis Gatip Jongkit menunjukkan karakter Teguh dan Ulet
Penggunaan :
- Sebagai Penutup Kepala wanita Karo (tudung) baik pada pesta maupun dalam kesehariannya.
- Untuk
beberapa daerah, diberikan sebagai tanda kehormatan kepada kalimbubu
pada saat wanita Karo meninggal Dunia (Maneh-maneh dan morah-morah)
4. Uis Nipes Padang Rusak
Ukuran : 146 x 74 cm
Penggunaan :
- Kain ini dipakai untuk selendang wanita pada pesta maupun dalam sehari-hari.
5. Uis Nipes Benang Iring
Ukuran : 154 x 62 cm
Penggunaan :
- Kain ini dipakai untuk selendang wanita pada upacara yang bersifat duka cita.
6. Uis Ragi Barat / Ragi Mbacang
Ukuran : 144 x 65 cm
Penggunaan :
- Kain ini dipakai untuk selendang wanita pada upacara yang bersifat sukacita maupun dalam keseharian.
- Lapisan
luar pakaian wanita bagian bawah (sebagai kain sarung) untuk kegiatan
pesta sukacita yang diharuskan berpakaian adat lengkap.
7. Uis Jujung-jujungen
Ukuran : 120 x 54 cm
Penggunaan :
- Kain
ini dipakai hanya untuk lapisan paling luar penutup kepala wanita
(tutup tudung) dengan umbai-umbai emas pada bahagian depannya.
8. Uis Nipes Mangiring
Ukuran : 148 x 64 cm
Penggunaan :
- Kain ini dipakai wanita Karo sebagai selendang bahu dalam upacara adat duka cita
9. Uis Teba
Ukuran : 146 x 84 cm
Penggunaan :
- Kain ini dipakai wanita Karo lanjut usia sebagai tutup kepala (tudung) dalam upacara yang bersifat duka cita
- Pada
beberapa daerah, kain ini dijadikan sebagai tanda rasa hormat kepada
Kalimbubu (Maneh-maneh) pada saat orang yang sudah lanjut usia
meninggal.
10. Uis Pementing
Ukuran : 168 x 72 cm
Penggunaan :
- Kain
ini dipakai Pria Karo sebagai ikat pinggang (benting) pada saat
berpakaian Adat lengkap dengan menggunakan Uis Julu sebagai kain sarung.
11. Uis Julu diberu
Ukuran :
Penggunaan :
- Untuk pakaian wanita bagian bawah (sebagai sarung) untuk upacara adat yang diharuskan berpakaian adat lengkap.
12. Uis Arinteneng
Ukuran : 140 x 84 cm
Penggunaan :
- Alas pinggan pasu yang dipakai pada waktu penyerehan mas kawin
- Alas
piring makan pengantin saat makan bersama dalam satu piring pada malam
hari usai pesta peradatan (man nakan persadan tendi/mukul)
13. Perembah
Ukuran : 160 x 67 cm
Penggunaan :
- Untuk menggendong bayi
- Untuk
anak pertama, perembah diberikan oleh Kalimbubu seiring doa dan berkat
agar anak tersebut sehat-sehat, cepat besar dan menjadi orang sukses
dalam hidupnya kelak.
14. Uis Kelam-kelam
Ukuran : 169 x 80 cm
Kain ini bukan kain tenun manual, tapi hasil pabrik tekstil yang dicelup warna hitam menggunakan pewarna alami.
Penggunaan :
- penutup kepala wanita Karo (tudung teger) waktu pesta adat dan pesta guro-guro aron.
- Kain
ini juga digunakan sebagai tanda penghormatan kepada puang kalimbubu
pada saat wanita lanjut usia meninggal dunia (morah-morah)
Sumber : http://pariwisatakaro.blogspot.com